Jangan salahkan anak anda
|Hari ini bertepatan dg peringatah hari anak, tidak lupa kk ucapkan selamat hari anak buat anak anak Indonesia, kalianlah harapan kami.
Tidak asik jika bertepatan hari anak kita tidak bercerita tentang anak anak. Berangkat dari keyakinan saya bahwa anak mempunyai kecerdasan dan keunikan masing”, mereka saling melengkapi agar dunia ini bisa berjalan dg seimbang. Seperti kata pepatah buah jatuh tak akan jauh dari pohonya, anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Benarkah ini terjadi, jika di lihat dari sisi genetika memang di duga ada pengaruhnya, tapi yang pasti anak akan tumbuh berkembang dan berkepribadian sesuai dengan apa yang di bentuk oleh orang tua dan lingkungannya. Menurut Maria Montessori anak usia 0-3 tahun belum mempunyai pikiran sadar. Yang artinya adalah apa yang dikatakan oleh orang tua atau lingkungan akan di terima dg mudah oleh anak tanpa ada filter yang menyaringnya. Dalam masa inilah anak di bentuk pondasi pondasi sebagai dasar perkembangan selanjutnya. Jika dalam dunia hipnosis anak usia 0-5 tahun bermasalah maka yang harus di terapi adalah orang tua mereka, karena apa yang di lakukan anak pada usia ini adalah cerminan dari keadaan orang tua, jadi jika anak bermasalah dalam usia ini.. Ya jangan salahkan anak. Contoh yang sering terjadi misalkan kebiasaan ngompol pada anak, ini bisa saja karena ortu males untuk mengganti popok ato celana ketika anak ngompol, lama kelamaan anak menjadi terbiasa dengan keadaan ini, coba jika ortu rajin mengganti popok yg basah maka anak akan nangis jika po2k basahnya tidak di ganti, hal ini akan terus berlangsung pada perkembangan anak selanjutnya. Anak akan terbangun jika mau pipis dan dengang suka rela akan ngomong sama ma2nya. Contoh lain misalnya untuk anak yang sudah agak besar adalah kebiasaan membersihkan tempat tidur, kebiasaan memakai sendal, kebiasaan mengucapkan salam dll. Hal yang perlu di perhatikan adalah pembentukan konsep diri anak, jangan pernah membentuk konsep negatif. Contoh ‘kamu itu sukanya merusak mainan’ jika anak terbiasa dg kalimat ini dan jika sampai terbentuk maka anak akan merasa takut jika harus mengotak atik mainan yg dia punya, tentunya hal ini akan sangat menghambat kreatifitasnya. Contoh lain: ‘kamu itu bodoh’, ‘kamu tidak pandai menyanyi’, ‘kamu malu-maluin’ dll. Konsep diri yang negatif membuat anak kurang sempurna perkembangannya mereka biasanya akan minder, tergantung sama orang lain, prestasi jelek dll. Pemaksaan kehendak adalah jurus ampuh pembunuh kreatifitas anak, jika anak anda terlihat menurut itu karena dia takut sama anda dan seolah-olah andalah yang membutuhkan itu. Andalah yang menginginkan anak anda berprestasi, begitu juga anak anda dia akan mengejar nilai karena takut sama anda. So, kenali anak anda termasuk model belajarnya, jangan pernah batasi kreatifitasnya untuk berkembang, jangan pasakan kehendak tapi ajari tanggung jawab, seimbangkan iq, eq, dan sq. Penutup, jangan percaya sepenuhnya artikel ini.. 🙂 xi xi xi.. Saia masih amatir..